Rabu, 31 Oktober 2018

Tetep, Antep, Mantep

     Tetep, keteguhan pikiran. Teguh tidak mudah goyah. Orang yang memiliki pikiran tetep maka akan kuat dan tidak mudah lemah. Sehingga apa yang dipikirkan menjadi mantep. Mantep berarti berkualitas. Ibarat ilmu apa bila ilmu itu berkualitas maka ketika dishare juga akan lebih berbobot. Jika kita menengok ke diri kita sendiri dan kebelakang. Pada jaman dahulu anak diberikan pendidikan untuk cepat dewasa. Dewasa ini dalam hal pikiran tapi sekarang secara psikologis banyak fenomena kekanak-kanakan pada remaja.  Kecenderungan pendidikan anak pada era 90-an ,dan zaman sekarang sungguh sangat berbeda. Perbedaan itu dapat kita telusuri dengan pendidikan anak-anak pada era-era tersebut.
 Setiap generasi mempunyai kepercayaan nilai, budaya, perspektif, minat, apa yang tidak digemari, dan kemahiran terhadap kehidupan dan pekerjaan sesuai dengan keadaan persekitaran semasa seseorang itu lahir dan dibesarkan. Pada generasi yang lahir pada tahun 1977- 1997 ini, teknologi komunikasi tengah gencar dikembangkan. Ponsel dan internet belum terintegrasi, tapi sudah booming SMS, email, dan pesan instan. Ketika generasi pada tahun ini mulai remaja, muncullah media sosial seperti Friendster, Facebook, Twitter. Koneksi internet sudah mulai membaik dan mulai mudah diakses sehingga membuat generasi ini sangat kecanduan dengan internet.
     Generasi millenial saat ini tengah menjadi sorotan dan tak bisa di pungkiri lagi, pengguna media sosial didominasi oleh kalangan millenial. Generasi ini sudah sangat dikenal erat dengan media sosial. Hal tersebut disebabkan karena mereka tumbuh seiring dengan perkembangan teknologi, sehingga mereka sudah terbiasa dengan internet dan berbagai hal yang disediakan di dalamnya. Tidak hanya terbiasa, namun juga mereka memiliki keunikan tersendiri sesuai dengan kepribadian mereka dalam memanfaatkan internet, dengan salah satu yang utama adalah media sosial.
    Dalam dunia pendidikan di Indonesia terus mengalami perubahan. Mulai dari kurikulum, cara mengakses pelajaran, dan teknik pengajaran guru. Apalagi, di saat era penggunaan teknologi seperti sekarang. Bagi para siswa sekitar tahun 1997-2000-an, pasti pernah mengalami rasanya belajar menggunakan papan tulis hitam, kapur, dan penggaris kayu. Selain itu, catatan pelajaranmu juga hanya menggunakan buku tulis. Di sisi lain, alat bantu belajar masa kini sudah menggunakan spidol dan papan tulis putih. Bahkan, banyak guru yang kini menerangkan materi melalui layar proyektor. Siswa pun diminta untuk membawa laptop ke sekolah, agar  dapat mengakses pelajaran materi dengan mudah. Pada dasarnya, orangtua menyekolahkan kita dengan tujuan dapat mempelajari ilmu yang belum diketahui. Bahkan, mereka menginginkan karakter kita bisa terbentuk agar dapat membedakan mana yang baik dan buruk. Nilai-nilai karakter ini meliputi rasa tanggung jawab, kejujuran, sopan santun, dan semangat belajar. Zaman dahulu, hal-hal inilah yang begitu diperhatikan oleh guru, orangtua, dan siswa. Semakin zaman berkembang, siswa-siswa justru hanya mementingkan nilai yang tercantum pada rapor semata. Hasil tugas dan ulangan menjadi tolok ukur keberhasilannya. Sehingga, nilai yang tinggi pun tidak dapat mencerminkan karakter kepribadian siswa.
     Kemudian cara siswa mengakses pelajaran sekolah di zaman dulu sangatlah terbatas. Selain belajar di sekolah, biasanya siswa mengikuti kelas bimbingan belajar yang dipandu wali kelasnya. Berbeda dengan masa sekarang, akses belajar sudah banyak ditawarkan dengan berbagai cara. Ada bimbingan privat sampai belajar online. Pendidikan di Indonesia banyak mengalami perubahan kurikulum. Salah satu kurikulum yang paling terkenal yaitu kurikulum 1994 yang memunculkan istilah CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Sistemnya menerapkan kegiatan belajar yang cenderung selalu di dalam kelas. Selain itu, guru juga mengejar target berupa materi yang harus dikuasai siswa. Namun, kesalahan yang dilakukan siswa dalam memahami pelajaran, tidak dianggap kegagalan. Hal tersebut hanya merupakan bagian dari proses belajar. Sedangkan di masa sekarang, kita kerap mengenal kurikulum yang digunakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ialah kurikulum 2013. Siswa diminta untuk selalu proaktif dalam mencari sumber informasi belajar. Siswa pun menggunakan buku tematik, jadi dalam satu buku cetak sudah memuat beragam bidang studi.

Link Reportase Filsafat Pendidikan 7 D:
1. Aushof
Https://gurumuda18.blogspot.com/2018/11/tetep-teteg-antep-lan-mantep-plus.html

2. Yuliana P.
https://yulianapuspitasari95.blogspot.com/2018/10/tetep-antep-mantep.html?m=1

3.Desy
http://desyerviana02.blogspot.com/2018/11/

4.Estima
https://esttitihapsari.blogspot.com/2018/11/slogan-pendidik-melihat-kembali-materi.html?m=1

5. Melinda
https://melindapangestika.blogspot.com/2018/11/pendidikan-dan-pengajaran-berbica.html

6. Anditasari
https://anditadp.blogspot.com/2018/11/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

7.Rista
https://riistha.blogspot.com/2018/11/pola-pikir.html

8. Farida
https://faridawidyastutik.blogspot.com/2018/10/pendidikan-dan-pengajaran.html?m=1

9. Ardian
https://pahleviardian532.blogspot.com/2018/11/mbah-kita-ki-hajar-dewantara.html?m=1

10. Intan
https://intannurmapertiwi.blogspot.com/2018/11/pendidikan-dan-pengajaran.html?m=1

11. Dwi novita
https://dwinuvita.blogspot.com/2018/11/dwinovita0511gmail.html

12. Ika
https://ikasurya15.blogspot.com/2018/11/pendidikan-danpengajaran-menurut.html

13. Putri
https://putricandra30.blogspot.com/2018/11/menurut-ki-hadjardewntara-mengatakan.html?m=1

14. Julian
http://julianindahp30.blogspot.com/2018/11/pemikiran-pemikiran-ki-hajar-dewantara.html?m=1


15. Nuril
https://nuriliskarima1.blogspot.com/2018/11/mengenali-potensi-diri-dan-sifat-sifat.html

16.Tegar Dheka
http://doelgemoek.blogspot.com/2018/11/tetepantepmantep.html

17. Dhita
https://dhitafajarsetyarini.blogspot.com/b/post-preview?token=APq4FmAPD2NNF8Gcyu91-IZjTuqO5wc29YBI1t5u7T-gI7mUBro5CsHxPiudOudqivh3E5VrttXoSqQM4ToYeJzP1NZZPwm8ARenauM7V6huQaNUEcIMy0TSFxQ-H09n986IJ1Bk2-FH&postId=1579921470332469044&type=POST&m=1

18. Vita
https://vitafaz.blogspot.com/2018/11/pendidikan-dan-pengajaran.html?m=1

19. Ivan
https://apinz97.blogspot.com/2018/11/pendidikan-dan-pengajaran.html?m=1

20. Istikholah
https://istikholah2112.blogspot.com/2018/11/tetep-teteg-antep-lan-mantep.html?m=1

21. Lisa
https://lisaarianadewi.blogspot.com/2018/11/reportase-ke-4-selasa-30-oktober-2018.html?m=1

22. Izmia
http://diarykusuma.blogspot.com/2018/11/tiga-prinsip-mengenal-diri-sendiri.html?m=1

23. Nidha Nur Latifah
http://ninuland.blogspot.com/2018/11/tetep-antep-mantep.html?m=1

24.ahmad sholeh
https://myvebjwuo.blogspot.com/2018/11/bismillah.html

25. Nurul K
https://nurulkhoimah.blogspot.com/2018/11/selasa-30-oktober-2018-ditanggal.html?m=1

26. Riska
https://ririspipit.blogspot.com/2018/11/prinsipkesadaran-manusia-oleh-ki-hajar.html

27. Deodora
https://adesitadeodora.blogspot.com/2018/11/tetep-teteg-antep-hallo-kali-ini-saya.html?m=1

28. Anggita
https://anggitanurohmahnoviyanti.blogspot.com/2018/11/filsafat-pendidikan-4.html

29. Rischa
https://rischadwiarianti.blogspot.com/2018/11/filsafat-pendidikan-blog-4.html?m=1

30.fida https://fidamore.blogspot.com/2018/11/prinsip-pendidikan.html

31. Nurul A
https://nurularrifah.blogspot.com/2018/11/hari-ini-reportase-yang-saya-akan-bahas.html?m=1

32. Olich
anugrahilmuku.blogspot.com/2018/11/prinsip-pendidikan.html?m=1

33. Dhanang
https://sinaumenmbener.blogspot.com/2018/11/4-sifat.html

34. Elisa
https://elisae552.blogspot.com/2018/11/filsafat-pendidikan-part-4.html?m=1

35. Garda
https://indonesiamasakinii.blogspot.com/2018/11/point-iv-datangdi-blog-ini-lagi-yang.html?m=1

Rabu, 17 Oktober 2018

Mengenali diri sendiri adalah awal dari sadar akan Pendidikan

    Dapat mengukur diri sendiri atau mengatur diri sendiri. Menurut Ki Hajar Dewantara, manusia adalah titah Tuhan yang terdiri atas raga kasar dan raga halus/badan jasmani dan rohani dan juga dapat di ibaratkan kontruksi/bangunan. Sadar mengenali diri sendiri baru kita mengenali orang lain. Siapa yang mengenali dirinya maka akan mengenali Tuhan. Sadar mengenali pendidikan juga berawal dari diri sendiri. Mengenali diri sendiri adalah awal dari sadar akan pendidikan. Mengenali diri sendiri itu susah. Menunjuk orang lain mudah tapi menunjuk diri sendiri susah. Padahal ketika kita menunjuk orang lain dengan 1 jari telunjuk, 3 jari yang lain menunjuk diri kita sendiri.
   Manusia ibarat poros ditempat lingkungannya, yaitu bumi. Manusia dibumi ini di ibaratkan sebagai generator atau yang memberi gejala dan yang mengatur bumi. Maka jangan kaget jika banyak terjadi bencana alam dibumi. Hal tersebut terjadi karena ada "krek" pada roda-roda besar dan roda kecil yang disebabkan oleh manusia. Tapi tak selamanya bencana itu merugikan. Contohnya bencana yang terjadi ketika gunung merapi meletus. Ketika bencana terjadi memang semua daerah dilereng gunung meleleh akan meletusnya gunung merapi. Tapi setelah kejadian gunung meletus, banyak orang-orang memanfaatkan. Banyak pasir bekas letusan gunung merapi diperjual belikan dengan harga yang begitu mahal. Seperti itulah manusia.
   Manusia secara fisik bila tidak didorong dengan rohaninya tidak akan hidup. Manusia memiliki akal yang letaknya jelas. Berbeda dengan otak, otak letaknya jelas. Ada dikepala dan ada bagian-bagian otak. Ada otak kanan, otak tengah, otak kiri. Otak kanan dan otak kiri sering disebut sebagai perkembangan kognitif. Dan otak tengah sebagai spiritualitas. Manusia dibentuk oleh ruang daripada waktu. Sejatinya ruang dan waktu adalah satu kesatuan. Dimana ada ruang, ada waktu. Ada raga ada rohani. Maka ada olahraga. Tidak hanya mengasah raga tetapi juga disentuh motorik halusnya contohnya adalah yoga.  Agar terjadi keterikatan tersebut. Tuhan menggerakkan gerakannya didalam gerakan manusia. Oleh sebab itu, semua gerakan manusia dikedendaki oleh Tuhan. 
   Dzat adalah esensi dari pokok diri manusia, sifat adalah subsansi, asma adalah realitas, dan af’al adalah aksi atau tindakan. Asma dapat diartikan juga sudah membendung didalam diri bukan hanya fisik, tetapi keluarga serta anak dari siapa, bukan hanya arti dari sebuah nama tersebut. Sebagai contoh Dzat -> sifat -> asma(realita) -> af'al (tindakan) . Contohnya seseorang memiliki sifat sabar. Secara Asma Ia penyabar. Secara tindakan Ia menyabari. Kesimpulannya ada manusia adalah titah dari Tuhan yang terdiri atas raga halus dan raga kasar dimana mengenali diri sendiri merupakan awal dari sadar pendidikan. Semoga bermanfaat :)






Link 3 Filsafat Pendidikan 

1. Julian Indah 



















8. Melinda P.

9. Rista Karisma

10. Riska Safitri

11. Nur Afida

12. Dwi novita 

13. Ardian pahlevi

14.Tegar

15. Putri Candra

16. Intan Nurma P.

17. Nidha Nur L.
http://ninuland.blogspot.com/2018/10/kesadaran-melihat-diri-sendiri.html?m=1

18. Ulfah F.S.                            

https://ulfahfitriasetiyani.blogspot.com/2018/10/mengatur-diri-sendiri-managing-oneself.html

19.Rischa Dwi Arianti

https://rischadwiarianti.blogspot.com/2018/10/pada-hari-selasa-16-oktober-2018.html?m=1

20. Istikholah

https://istikholah2112.blogspot.com/2018/10/mengenal-diri-sendiri-berarti-mengenal.html?m=1

21. Vita

https://vitafaz.blogspot.com/2018/10/mengatur-diri-sendiri.html?m=1

22. Hanif

https://haniffaizahh.blogspot.com/?m=1

23. Lisa

https://lisaarianadewi.blogspot.com/2018/10/manusia-adalah-titah-tuhan-terdiri-atas.html?m=1

24. Dhita

https://15120480dhitafajarsetyarini.blogspot.com/b/post-preview?token=APq4FmAtvzoYwfOBcAJGIhGaRYEzoUhHoFjmqkrJdYd3yuOufWhnl6w28sG54fH09jXf0cb-L02XhMwt0qzY_66CiOEolrrThWr8sjBXmtJ67ccljCaOeECwk-ekwzTSz1I8x4lM-sdv&postId=927526783016001376&type=POST&m=1

25. Anditasari

Https://anditadp.blogspot.com/2018/10/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

26. Ivan zhayoga

https://apinz97.blogspot.com/2018/10/manusia-adalah-titah-tuhan-yme-menurut.html

27.deodora adesita

https://adesitadeodora.blogspot.com/2018/10/filsafat-pendidikan-3.html

28. Anggita Nurohmah

https://anggitanurohmahnoviyanti.blogspot.com/2018/10/filsafat-pendidikan-3.html

29. Nurul Arifah

https://nurularrifah.blogspot.com/2018/10/memaknai-kesadaran-diri.html?m=1

30. Nurul Khoimah

https://nurulkhoimah.blogspot.com/2018/10/mengenal-diri-sendiri-selasa18-oktober.html

Selasa, 02 Oktober 2018

Indonesia punya Ki Hajar Dewantara

   Seperti yang sudah kita ketahui, Ki Hajar Dewantara adalah tokoh pendidikan dari indonesia. Nama asli Ki Hajar Dewantara adalah Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Ia mengganti namanya agar ia bisa bebas dekat dengan rakyatnya tanpa ada batasan karna statusnya sebagai seorang bangsawan. Jadi bangsa itu ada 2 tipe. Bangsa yang gampang lupa dan bangsa yang lupa. Bangsa yang lupa yaitu bangsa yang sudah terpengaruh dengan budaya kebarat-baratan. Sebagai contoh di Indonesia, banyak orang-orang yang mempelajari teori dari tokoh-tokoh dari luar negri seperti Piaget, Aritoteles, Gagne dsb hanya untuk gaya-gaya-an, padahal ada tokoh lokal yang begitu mendunia. Tokoh lokal yang berfikir secara global.
   Filandia adalah negara pendidikan nomor 1 di dunia. Kenapa bisa begitu? Coba bandingkan dengan di Indonesia. Apakah seorang profesor mau mengajar di TK? Tidak. Banyak profesor yang mengajar diperguruan tinggi. Karena apa? Ada sebuah fikiran "halah laki-laki masak jadi guru TK, guru TK ya perempuan saja". Berbeda di Filandia, di Filandia seorang profesor mau terjun di TK menjadi guru TK dan sebagai kepala sekolah TK. Profesor di Filandia berfikir dengan menggunakan filsafat Ki Hajar Dewantara, kenapa demikian? Karena Ki Hajar Dewantara pernah menjadi guru di Filandia. 
   Di indonesia, jaman pemerintahan SBY dan Jokowo sangat membanggakan. Kenapa bisa? Karena belum tentu Donald Trump dan Obama bisa memimpin Indonesia. Bisa-bisa nanti di kroyok sama persija. Di indonesia banyak sekali makanan. Bagi orang yang awam mungkin akan kebingungan ketika di Indonesia. Bambu saja bisa jadi makanan, atau yang lebih kita kenal dengan rebung. Gadung yang beracun bisa diolah makanan. Kemudian ganja, yang selama ini diketahui sebagai narkoba nyatanya dapat diolah untuk dikonsumsi. Hal-hal tersebut dapat dilakukan karena orang-orang indonesia begifu kreatif dan pandai. Jadi masyarakat lebih tau apa yang ia tanam dan apa yang ia olah daripada kita yang secara akademik paham secara teori. Kita harus belajar dari masyarakat. Belajar dari Qur'an dan belajar Qur'an memiliki makna yang berbeda. Sebagai contoh kasus Ahok, keributan terjadi akibat semua ingin menjadi ahli. Titik balik dari fenomena-fenomena itu adalah ahli tetap dari lokal. Dari luar hanya sebuah gengsi. Seperti gaya hidup makan pizza padahal dihatinya tetap bakwan yang enak. Kemudian makanan-makanan daerah dari berbagai daerah di indonesia yang memiliki nama kurang sedap didengar, misalnya "hawhuk-hawhuk". Orang Indonesia itu unik, karena sesuatu yang di anggap jijik tapi tak di anggap jijik di Indonesia. Memandang sesuatu yang kau anggap tidak layak (saru) apabila pikiran tersebut di naikan dengan akal maka teruskan. Berbeda apabila pikiran tersebut diturunkan dengan menggunakan syahwat, jangan diteruskan. Seperti nabi Nuh yang sebelumnya bernama Abdul Ghofar menurut cerita pak Aniq, nabi Nuh bertemu dengan seekora anjing yang kurus, kakinya pincang, matanya 3. Kemudian Ia menghina anjing tersebut dan anjing pun menjawab "kau menghina aku sama saja kau menghina yang menciptakan aku" kemudian nabi Nuh menangis.
   Negara kita ini merupakan peradaban paling tua, jadi kita harus bangga ada orang dari negar kita seperti Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan nasional. Pendidikan nasional itu dirasa kemerdekaan. Kemerdekaan yang dimaksud yaitu memahami keterbatasan atau memahami batas-batas. Analogi kemerdekaan seperti pemain bola. Pemain bola bebas memainkan bola, ia bebas menendang, menyundul, menggiring dan lain lainnya sebebas bebasnya. Tapi ada batas, yaitu sebuah lapangan, 11 pemain lawan 11 pemain, ada 2 gawang dan 1 bola. Dia bebas tapi memahami batas, yaitu ada wasit, kartu kuning, penalti dsb. Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang terbatas. Karena makhluk yang terbatas atau makhluk bagian. Maka cara berfikir jangan sampai memutlakkan sesuatu. Bahwa dia diciptakan secara terbatas. Manusia merdeka adalah manusia yang tidak bergantung kepada orang lain tapi berdiri sendiri. Ki Hajar Dewantara memandang 3 macam kemerdekaan. Pertama, tidak bergantung pada orang lain. Kedua, dapat mengukur diri sendiri. Dan ketiga, dapat mengukur diri sendiri. Karena pendidikan berasal dari kemerdekaan. Demikian reportase yang dapat saya paparkan, semoga bermanfaat😊

Link Filsafat Pendidikan 7D

1.  Khoiroma Ausof
2. Danang
3. Yuliana Puspitasari
4. Rista Kharisma
5. Ivan Zhayoga
6. Anditasari
7. Riska Safitri
8. Farida Widyastutik
9. Ardian Pahlevi
10. Dwi Novita
11. Istikholah
12. Lisa Ariana Dewi
13. Intan Nurma P.
14. Garda Perkasa
15. Dhita Fajar S
16. Nidha Nur Latifah
17. Mas Amah Tul Islami
18. Nur Afidah
19. Hanif Faizah
20. Julian Indah
21. Melinda Pangestika
22. Mar'atus Sholichah M.R
23. Putri Wahyuning C.P
24. Ahmad Sholeh
25. Nurul Khoimah
26. Ulfah Fitria S
27. Nurul Arifah
28. Rischa Dwi A.
29. Vita Fatimatu Z.
30. Deodora Adesita
31. Anggita Nurohmah
32. Estima Titi H.
33. Ika Suryani S.
34. Elisa
35. Nuril Iskarima

Selasa, 25 September 2018

Pemahaman Imunisasi atau vaksin dari cara berfikir yang berbeda

   Cara pandang lain terhadap imuninasi atau suntik vaksin memang berbeda-beda. Ada beberapa orang tua yang pro dan tidak sedikit pula yang kontra dengan tindakan imunisasi. Beberapa orang yang menolak karena menurut pemahaman mereka, Air Susu Ibu (ASI) sudah sangat luar biasa manfaatnya. Bayangkan saja bahwa seorang ibu bisa memberikan ASI atau menghidupi anak-anak mereka hanya dengan ASI. Betapa sungguh luar biasanya pemberian anugrah dari Allah kepada wanita. Lalu apa gunanya imunisasi atau vaksin?

  Dalam bidang kesehatan, Imunisasi merupakan investasi bagi kesehatan dan masa depan. Karena mampu dalam pencegahan penyakit melalui imunisasi adalah cara dalam memberikan perlindungan terhadap penyakit infeksi dan dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan mengobati seseorang ketika telah jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Dengan imunisasi tersebut, anak mampu terhindar dari penyakit infeksi  dan berbahaya sehingga anak-anak mempunyai kesempayan untuk bermain dan belajar serta melakukan aktivitas lainnya tanpa ada gangguan masalah kesehatan.

  Ada beberapa alasan kenapa orang tua menentang pemberian imunisasi kepada anaknya, mereka menolak vaksinasi atau imunisasi karena dianggap bertentangan dengan keyakinan agama. Para orangtua mengganggap vaksin atau imunisasi mengandung zat yang diharamkan oleh agama. Padahal, vaksin telah mendapat jaminan halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Pemerintah juga menjamin keamanan vaksin untuk diberikan kepada anak. Kementrian kesehatan menilai, vaksin sangat penting untuk mencegah penyakit campak yang menyerang anak. Bagi beberapa warga yang menolak vaksin dan imunisasi, mereka beralasan kalau sakit dan mati itu adalah takdir. 

   Berdasarkan tanggapan para orang tua mengenai bagaimana pemahaman imunisasi dan vaksinasi dari cara berfikir yang lain. Karena ada beberapa orang tua yang menolak pemberian vaksin kepada anak mereka, namun tidak sedikit pula orang tua yang menolak pemberian vaksin kepada anak mereka. Hal ini membuktikan bahwa pemahaman setiap orang tua berbeda-beda. Sesuai dengan cara berfikir mereka dalam memandang manfaat dan kegunaan vaksin bagi anak-anak mereka.

Link Filsafat Pendidikan kelas 7D
1. Khoiroma Ausof
2. Ardian Pahlevi
3. Ivan Zhayoga
4. Melinda Pangestika
5. Farida widyastutik
6. Tegar Dheka P.
7. Elisa
8. Dhanang lukmantoro
9. Garda perkasa
10. Intan Nurma P.
11. Ulfah Fitria S.
12. Riska Safitri
13. Putri Wahyuning C.P
14. Julian Indah
15. Istikholah
16. Nur Afida
17. Rista Kharisma
18. Dwi Novita
19. Dhita F. S
20. Rischa Dwi A.
21. Mar'atus Sholichah M.R.
22. Mas Amah Tul Islami
23. Estima Titi Hapsari
24. Deodora Adesita
25. Anggita Nurohmah N.
26. Nurul Arifah
27. Hanif Faizah
28. Nurul Khoimah
29. Nidha Nur Latifah
30. Lisa Ariana Dewi
32. Izmia Kusumaningrum
33. Anditasari Dewi P.